PENGERTIAN ETER
Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3). Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.
Struktur dan ikatan
Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-O sekitar 140 pm. Sawar rotasi ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen pada senyawa eter adalah sp3.
Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada pada posisi alfa relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada hidrogen senyawa hidrokarbon. Walau demikian, hidrogen ini kurang asam dibandingkan dengan alfa hidrogen keton.
Eter memiliki beberapa sifat khas, yaitu:
1. Sifat Fisis
Senyawa eter dengan rantai C pendek berbentuk cair pada suhu kamar.
Semakin panjang rantai C suatu senyawa eter, maka titik didihnya akan semakin tinggi, namun tetap relatif rendah dibandingkan alkohol.
Kurang polar sehingga susah / tidak dapat larut dalam air. Pada suhu kamar, kelarutan eter dalam air hanya 1,5% .
2. Sifat Kimia
Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
Secara umum merupakan senyawa yang reaktifitasnya rendah, namun masih lebih tinggi dibandingkan alkana.
Tidak dapat bereaksi dengan logam aktif.
Dapat bereaksi dengan fosfor pentaklorida (PCl5).
Dapat terurai oleh asam halida.
KEGUNAAN DAN DAMPAK ETER
Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat bius) yang diberikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dan merangsang sekresi lendir. Selain itu eter juga digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak. Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah jarang dipakai di negara-negara maju.
Permasalahan :
Mengapa eter tidak dapat bereaksi dengan logam aktif?
Minggu, 15 Desember 2013
Kamis, 05 Desember 2013
ALKOHOL DAN FENOL
Sifat-Sifat
Fisika
Alkohol secara umum
mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu:
1. Alkohol
monohidroksi suku rendah (1 sampai 4 atom C) berupa cairan tidak berwarna dan
dapat larut dalam air dengan segala perbandingan.
2. Makin
tinggi berat molekul alkohol makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya.
3. Alkohol
yang mengandung 12 atau lebih atom C berupa zat padat yang tidak berwarna.
4. Alkohol-alkohol
suku rendah tidak mempunyai rasa tapi memberikan kesan panas dalm mulut.
Sifat fisik fenol:
Anggota fenol yang
sederhana merupakan zat padat dengan titik lebur rendah. Karena adanya ikatan
hydrogen diantara molekul-molekulnya, maka titik didih cairannya tinggi. Fenol
(C6H5OH) sedikit larut dalam air (9 gram per 100 gram air) sedangkan anggota
fenol yang lain pada dasarnya tidak larut dalam air. Bila dalam struktur fenol
tidak terdapat gugus penyebab timbulnya warna, maka senyawanya juga tidak
berwarna. Seperti halnya golongan amina aromatik, golongan fenol mudah sekali
teroksidasi, dan memberikan hasil oksidasi yang berwarna (kecuali bila derajat
kemurniannya tinggi).
permasalahan :
mengapa pada sifat fisik alkohol makin tinggi berat molekul alkohol semakin tinggi pula titik didih dan viskositasnya?
mengapa pada sifat fisik alkohol makin tinggi berat molekul alkohol semakin tinggi pula titik didih dan viskositasnya?
Langganan:
Postingan (Atom)