Rabu, 01 Januari 2014

UAS KIMIA ORGANIK 1

Nama : Vidyah Pratiwi
NIM : A1C112035 


1. A. Jelaskan bagaimana asam benzoat di sintesis dari suatu senyawa aromatik!
    B. jelaskan bagaimana mensintesis asam salisilat dari asam benzoat tersebut di atas!


2. Jelaskan mengapa fenol dapat di gunakan sebagai antiseptik!, mengapa alkohol tidak memiliki kemapuan demikian?


3. A. Suatu eter dapat bereaksi dengan air dimana bila di uji dengan larutan fehling A dan fehling B memberikan hasil positif.
   B. hasil dari tersebut di atas bila dioksidasi lebih lanjut akan menghasilkan senyawa X , tentukan cara mengidentifikasinya!


4. Mengapa suatu eter bisa lebih reaktif dari pada alkohol, padahal secara umum alkohol lebih reaktif dari pada eter apabila di reaksikan dengan logam? (seperti Na) 
jelaskan dasar-dasar ilmiah yang memungkinkan suatu eter lebih reaktif dari pada alkohol!


5. Bila fenol dikatakan lebih asam dari pada alkohol temukan contoh suatu alkohol jauh lebih asam dari pada fenol! Jelaskan mengapa demikian!


6. Etanol berfungsi digunakan sebagai bahan bakar, bagaimana halnya dengan turuna alkohol yang lain yang memungkinkan di gunakan sebagai bahan bakar,?
apa syarat-syaratnya? Dan berikan contoh!

Jawaban : 


1A).  Asam benzoat dapat dibuat dari bromobenzena di mana Bromobenzena dapat diubah menjadi asam benzoat dengan "karbonasi"zat antara fenil magensium bromida.

C6H5MgBr + CO2 → C6H5CO2MgBr

C6H5CO2MgBr + HCl → C6H5CO2H + MgBrCl

Dari benzil alkohol, asam benzoat dapat dibuat dengan cara benzil alkohol dapat direfluks dengan kalium permanganat ataupun oksidator lainnya dalam air. Campuran ini kemudian disaring dalam keadaan panas untuk memisahkan mangan dioksida, dan kemudian didinginkan untuk mendapatkan asam benzoat. 

    B) Dapat membentuk asam salisilat melalui reaksi asam benzoat dan chloro acetic acid dengan katalis NaOH . reaksi :

               OOCCH2OC6H4COOH     +       ClCH2COOH             OH-             C7H6O3
        

                           Asam benzoate                     chloro acetic acid                     asam salisilat


2. Fenol digunakan sebagai antiseptik karena dapat membunuh bakteri. Kegunaan lain, sebagai bahan baku sintesis zat warna, obat-obatan, dan pembuatan plastik. Bahaya dari penggunaan fenol adalah dapat merusak protein, sehingga jika mengenai kulit akan terasa sakit. Antiseptik juga  zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup.

alkohol tidak dapat dijadikan sebagai antiseptik karena alkohol bersifat mudah menguap tanpa meninggalkan efek sisa. Tidak semua kuman mati dengan pemberian alkohol, namun setidaknya alkohol dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan kuman. Alkohol berperan dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangbiakkan banyak jenis mikroorganisme, termasuk bakteri, jamur, virus, dan protozoa.

3. a) 
Pereaksi Fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan Fehling A dan larutan Fehling B. 
Larutan Fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air sedangkan larutan Fehling B adalah larutan garam Kalium-Natrium tartrat dalam air.
Kedua macam larutan ini disimpan terpisah baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Aldehid dengan pereaksi Fehling dapat bereaksi menghasilkan endapan Cu2O yang berwarna merah bata. Dalam pereaksi ini, ion Cu++ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Dan memberikan hasil positif.


     b) 
Pereaksi Fehling mampu mengoksidasi senyawa golongan Alkanal (Aldehida) sedangkan senyawa golongan Alkanon (Keton) tidak dapat dioksidasi oleh Pereaksi Fehling. Oleh karena itu di laboratotrium, pereaksi Fehling sering digunakan sebagai reaksi identifikasi Alkanal sekaligus untuk membedakan dengan Alkanon. Identifikasi gugus aldehida dapat dilakukan dengan melakukan uji Fehling. Uji Fehling dilakukan menggunakan larutan Fehling, dimana larutan ini mengandung ion kompleks tembaga (II) yang disiapkan dengan mencampurkan larutan Fehling A yang mengandung tembaga sulfat, ke dalam larutan Fehling B yang mengandung natrium hidroksida dan garam Rochelle (natrium kalium tartarat). Selama oksidasi aldehid menjadi asam karboksilat, ion tembaga (II) direduksi menjadi tembaga (I) yang mengendap sebagai tembaga (I) oksida yang berwarna merah.

4. Eter lebih reaktif dari alkohol karena antar molekul eter tidak membentuk ikatan hidrogen sehingga mengakibatkan senyawa eter memiliki titik didih yang relatif rendah dibandingkan dengan alkohol. Alkohol dan eter sama-sama dapat larut dalam air, tetapi titik didih eter lebih kecil dibandingkan alkohol ini dikarenakan antar molekul eter tidak membentuk ikatan hidrogen. Eter bersifat kurang polar dan tidak terdapat ikatan hidrogen. Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal pembakaran.

Sebagai contoh pada alkohol bereaksi dengan natrium dan akan membentuk Na-alkoholat sedangkan eter tidak bereaksi. Gugus fungsi yang kurang reaktif pada eter menyebabkan eter sukar berekasi atau tidak dapat bereaksi dengan logam natrium. kereaktifan suatu senyawa sangat tergantung pada sifat reaksinya dan untuk membedakan alkohol dengan eter bisa digunakan dengan PCL5.

5.  fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
alkohol lebih asam daripada fenol jika anion dari alkohol stabil dari anion fenol dan agar dapat meningkatkan tingkat keasaman dari alkohol jika gugus penarik elektron berada di dekat karbon hirdroksil seperti halogen dan NO2.

6.  Metanol (CH3OH) dapat digunakan sebagai campuran bensin atau sebagai bahan bakar alternatif.  Angka oktan yang tinggi dapat membuat efisiensi bahan bakar meningkat sehingga dapat menutupi kepadatan energinya yang rendah (jika dibandingkan dengan bensin/diesel). Biobutanol merupakan salah satu bahan bakar yang paling menguntungkan karena kepadatan energinya hampir sama dengan bensin, dengan angka oktan yang masih 25% lebih tinggi dari bensin. Rumus kimia umum dari bahan bakar yang terbuat dari alkohol adalah CnH2n+1OH. 
turunan alkohol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Ethanol merupakan senyawa Hidrokarbon dengan gugus Hydroxyl (-OH) dengan 2 atom karbon (C) dengan rumus kimia C2H5OH. Secara umum Ethanol lebih dikenal sebagai Etil Alkohol berupa bahan kimia yang diproduksi dari bahan baku tanaman yang mengandung karbohidrat (pati) seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, sorgum, beras, ganyong dan sagu yang kemudian dipopulerkan dengan nama Bioethanol. Grade ethanol / bioethanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan bermotor harus betul-betul kering dan anhydrous supaya tidak menimbulkan korosif, sehingga ethanol/bio-ethanol harus mempunyai grade tinggi antara 99,6-99,8 % (Full Grade Ethanol = FGE). Perbedaan besarnya grade akan berpengaruh terhadap proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air.
Dalam proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air dilakukan dengan penambahan air dan enzyme; kemudian dilakukan proses peragian atau fermentasi gula menjadi ethanol dengan menambahkan yeast atau ragi. Reaksi yang terjadi pada proses produksi ethanol/bio-ethanol secara sederhana ditujukkan pada reaksi 1 dan 2.
H2O
(C6H10O5)n ----------------------------N C6H12O6 (1)
enzyme
(pati) ------------------------------------ (glukosa)
(C6H12O6)n ----------------------------2 C2H5OH + 2 CO2. (2)
yeast (ragi)
(glukosa) -------------------------------- (ethanol)

Minggu, 15 Desember 2013

ETER

PENGERTIAN ETER

Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus R—O—R', dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3). Eter sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.

Struktur dan ikatan
Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-O sekitar 140 pm. Sawar rotasi ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen pada senyawa eter adalah sp3.
Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada pada posisi alfa relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada hidrogen senyawa hidrokarbon. Walau demikian, hidrogen ini kurang asam dibandingkan dengan alfa hidrogen keton.

Eter memiliki beberapa sifat khas, yaitu:
1. Sifat Fisis
Senyawa eter dengan rantai C pendek berbentuk cair pada suhu kamar.
Semakin panjang rantai C suatu senyawa eter, maka titik didihnya akan semakin tinggi, namun tetap relatif rendah dibandingkan alkohol.
Kurang polar sehingga susah / tidak dapat larut dalam air. Pada suhu kamar, kelarutan eter dalam air hanya 1,5% .

2. Sifat Kimia
Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
Secara umum merupakan senyawa yang reaktifitasnya rendah, namun masih lebih tinggi dibandingkan alkana.
Tidak dapat bereaksi dengan logam aktif.
Dapat bereaksi dengan fosfor pentaklorida (PCl5).
Dapat terurai oleh asam halida.

KEGUNAAN DAN DAMPAK ETER

Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat bius) yang diberikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dan merangsang sekresi lendir. Selain itu eter juga digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak. Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah jarang dipakai di negara-negara maju.

Permasalahan :
Mengapa eter tidak dapat bereaksi dengan logam aktif?

Kamis, 05 Desember 2013

ALKOHOL DAN FENOL


Sifat-Sifat Fisika
Alkohol secara umum mempunyai beberapa sifat fisik, yaitu:
1.      Alkohol monohidroksi suku rendah (1 sampai 4 atom C) berupa cairan tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan.
2.      Makin tinggi berat molekul alkohol makin tinggi pula titik didih dan viskositasnya.
3.      Alkohol yang mengandung 12 atau lebih atom C berupa zat padat yang tidak berwarna.
4.      Alkohol-alkohol suku rendah tidak mempunyai rasa tapi memberikan kesan panas dalm mulut.

Sifat fisik fenol:
Anggota fenol yang sederhana merupakan zat padat dengan titik lebur rendah. Karena adanya ikatan hydrogen diantara molekul-molekulnya, maka titik didih cairannya tinggi. Fenol (C6H5OH) sedikit larut dalam air (9 gram per 100 gram air) sedangkan anggota fenol yang lain pada dasarnya tidak larut dalam air. Bila dalam struktur fenol tidak terdapat gugus penyebab timbulnya warna, maka senyawanya juga tidak berwarna. Seperti halnya golongan amina aromatik, golongan fenol mudah sekali teroksidasi, dan memberikan hasil oksidasi yang berwarna (kecuali bila derajat kemurniannya tinggi).


permasalahan :
mengapa pada sifat fisik alkohol makin tinggi berat molekul alkohol semakin tinggi pula titik didih dan viskositasnya? 

Selasa, 26 November 2013

MID SEMESTER KIMIA ORGANIK 1

      Nama : Vidyah Pratiwi
      NIM : A1C112035

   Pertanyaan :
      1.      Jelaskan kenapa metana direaksikan dengan asam padahal alkana sukar bereaksi, jelaskan upaya yang bisa dilakukan agar bisa bereaksi dengan asam tersebut dan apa hasil nya ?
2.      Suatu alkena bila dioksidasi akan menghasilkan suatu efoksida bila efoksida tersebut diasamkan, senyawa apa yang akan terbentuk?

            a. Jelaskan oksidator dan asam yang digunakan untuk membentuk senyawa tersebut, bagaimana mekanisme nya 
            b. Jelaskan kemungkinan potensi dari senyawa yang dihasilkan itu (potensi biologis, potensi kimia, fisika dan matematika)

      3.      Suatu alkuna dapat dibuat dari alkana, jelaskan mengapa reaksi tersebut bisa terjadi ! C2H6 – C2H2
4.    Senyawa aromatik sukar diadisi tetapi bila dibakar menghasilkan bilangan oktan yang tinggi, mengapa demikian ? bandingkanlah bilangan oktan dari benzen dengan bilangan oktan pertamax !

JAWABAN : 


1.   Alkana adalah hidrokarbon yang rantai C nya hanya terdiri dari ikatan kovalen tunggal saja. sering disebut sebagai hidrokarbon jenuh karena jumlah atom Hidrogen dalam tiap-tiap molekulnya maksimal. Memahami tata nama Alkana sangat vital, karena menjadi dasar penamaan senyawa2 karbon lainnya.
Alkana tergolong sebagai senyawa stabil, namun alkana dapat bereaksi dengan asam sulfat dan asam nitrat.  Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena senyawa kerosin dan gasoline yang banyak mengandung rantai cabang dan memiliki atom karbon tersier.
Salah satu contoh reaksi alkana dengan asam yaitu  dapat dilihat yaitu :

reaksi sulfonasi 
sulfonasi senyawa aromatik adalah salah satu tipe yang paling penting dari sulfonasi. Pada saat penambahan anilin ke dalam asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi yaitu suatu reaksi substitusi yang mensubstitusikan atom hidrogen dengan gugus asam sulfonat (SO3H) pada molekul organik melalui ikatan kimia pada atom karbonnya. Pada reaksi sulfonasi, bahan utama yang digunakan yaitu anilin dan asam sulfat yang menghasilkan asam sulfanilat dan air.
Dalam percobaan sulfonasi ini, senyawa aromatik yang digunakan adalah anilin, dan percobaan dilakukan dengan mereaksikan anilin dengan asam sulfat pekat (oleum) pada suhu 1800C-1950C, dan menghasilkan produk utama berupa asam sulfanilat dan air (sebagai produk sampingannya).

2. Senyawa alkena dioksidasi menghasilkan epoksida dan bila epoksida diasamkan maka akan menghasilkan senyawa polimer dalam bentuk glikol.

 a.  propilen oksida ini bila direaksikan dengan asam kuat yaitu H2SO4 sebagai katalis maka akan menghasilkan senyawa propilen glikol , reaksinya yaitu

                     C3H6O + H2O     H2SO4   -------- >   C3H8O2 + C6H14O3

Dalam contoh lain yaitu reaksi epoksida dari asam karbonat dengan katalis asam sulfat . mekanismenya yaitu:




Alkena mempunyai dua ikatan rangkap akan memiliki tiga bentuk, tergantung pada posisi ikatan – ikatan rangkapnya. Pada pembuatan Monopropilen Glikol ini, hal yang perlu diperhatikan adalah suhu operasi tidak boleh melebihi 52 C karena Propilen Oksida mempunyai titik didih rendah (34,23 C) sehingga mengakibatkan kehilangan banyak oksida pada arus keluar karena Penguapan.

b. potensi yang di timbulkan dari senyawa tersebut :

kimia : propilen glikol dapat digunakan sebagai inhibitor dalam katalis  basa untuk menghasilkan mono (  primer dan skunder ) dan dieter (polieter polil).
    
Biologi : senyawa ini berpotensi sebagai pelarut yang baik dalam dunia industry contohnya pelumas minyak pada mesin serta juga bisa di gunakan pada dunia medis sebagai obat-obatan.

Matematika : Reaksi berjalan pada kisaran suhu 52 C dengan tekanan 3 atm. Pemilihan kondisi operasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa kondisi tersebut laju pembentukan produk utama Monopropilen Glikoloptimal dan pemilihan tekanan operasi 3 atm adalah untuk mempertahankan fase Propilen Oksida dalam fase cair.

Fisika : senyawa ini berwujud cair , mempunyai bau khas , serta mempunyai titik didih yang tinggi dan titik leleh yang tinggi juga sehingga senyawa ini dapat digunakan untuk pembuatan poliester resin dan untuk ekstraksi hidrokarbon.
3. Reaksi eliminasi merupakan reaksi pelepasan suatu molekul air atau molekul lain sehingga massa molekul relatif (Mr) pereaksi berkurang dan Mr produk lebih kecil dibanding Mr pereaksinya. Contohnya eliminasi molekul air dari alkanol menjadi alkena.

Reaksi Eliminasi adalah reaksi penghilangan suatu gugus atom pada suatu senyawa. Pada reaksi elimiasi teradi perubahan ikatan, ikatan tunggal –> ikatan rangkap Bila suatu alkil halida diolah dengan suatu basa kuat, dapat terjadi suatu reaksi eliminasi. Dalam reaksi ini sebuah molekul kehilangan atom-atom atau ion-ion dari struktur-strukturnya. Produk organik suatu reaksi eliminasi suatu alkil halida adalah suatu alkena. Dalam suatu tipe reaksi eliminasi ini, unsur H dan X keluar dari dalam alkil halida; oleh karena itu reaksi ini disebut reaksi dehidrohalogenasi. (awalan de- berarti “minus” atau “hilangnya”).
Bentuk reaksi alkana membentuk alkena yaitu :

CH3 – C – H2 + KOH ----- > CH2 = CH2 + KCl + H2O
      Cl
Dari reaksi alkana diatas bila alkena di reaksikan lagi dengan alkil halidedengan bantuan asam atau basa untuk bereaksi maka menghasilkan ikatan rangkap tiga yaitu alkuna.

4.
Senyawa aromatis adalah senyawa yang mengandung cincin benzene yang ikatannya stabil sehingga tidak dapat di adisi , reaksi ikatan pada senyawa aromatis yang tidak dapat diputus menyebabkan senyawa tersebut tidak dapat diadisi.

Pada senyawa aromatic mudah di reaksi dengan cara subtitusi , penyebabnya yaitu karena adanya reaksi resonansi pada senyawa tersebut yang menyebabkan senyawa aromatic stabil , dari kestabilannya tersebut dapat dilihat bahwa senyawa aromatic tersebut dapat memiliki nilai oktan yang tinggi.

angka oktan didefinisikan sebagai ukuran bahan bakar yang memiliki kesetaraan karakteristik ketukan (knocking) yang sama dengan persentase rasio isooktan dan heptana. Totalnya memang 100 %. Ternyata dalam prakteknya ada bahan bakar tertentu yang melebihi karakteristik ketukan lebih dari unjuk kerja isooktana murni (100 %), berdasarkan hal ini maka definisi angka oktan diperluas dan melebihi nilai 100.

Sebagai contoh adalah angka okta benzena = 101, etana = 108, propana = 110, isopropanol = 118, etanol = 129 dan metana = 135.
Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan Pertamina. Pertamax, seperti halnya Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi. Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannnya di kilang minyak. Pertamax pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 sebagai pengganti Premix 98 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, Pertamax memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan Premium. Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi setelah tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection (EFI) dan catalytic converters (pengubah katalitik).Pertamax

1. Ethanol sebagai peningkat bilangan oktannya
2. Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding BBM  lain.
3. Untuk kendaraan yang menggunakan electronic fuel injection dan catalyc converters.
4. Me
mpunyai Nilai Oktan 92

Minggu, 17 November 2013

Reaksi Radikal

Reaksi radikal

        Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga molekul tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul atau sel lain. Dengan kata lain radikal bebas merupakan atom/gugus yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas ini merupakan spesies yang sangat reaktif sehingga umurnya pendek. Radikal bebas dibentuk jika ikatan terbelah menjadi dua yang sama-sehingga setiap atom mendapat satu dari dua elektron yang dipakai untuk berikatan.

Reaksi ini tapi terbagi menjadi 3 tahap; yaitu inisiasi, progasi, dan terminasi.

·         Inisiasi
Tahap ini adalah tahap untuk pemaksapisahan (cleavage) homolitik molekul Cl2 dengan bantuan panas dan uv menjadi 2 radial bebas klor.

                                                                  Cl2 → Cl• + Cl•

·         Propagasi
Tahap ini adalah tahap untuk membuat suatu senyawa atau unsur menjadi radikal dengan mereaksikannya dengan suatu  radikal.    
       
·         Terminasi
Tahap ini adalah tahap untuk menghilangan atau mengubah radikal bebas menjadi radikal bebas stabil dan tidak reaktif.

Ada dua cara yang digunakan untuk menulis rumus radikal bebas, yaitu:

a. Dengan cara rumus lewis, yakni dengan menggambarkan semua elektron pada atom, baik yang berpasangan maupun tidak dengan lambang berupa titik.

b.  Dengan hanya menuliskan elektron yang tidak berpasangan dengan lambang titik. lambang ini lazim di pakai pada penulisan reaksi radikal bebas
contoh: Cl• , RO•, RN•

permasalahan :
mengapa pada molekul radikal bebas ketika kehilangan elektron menyebabkan molekul tersebut menjadi tidak stabil?

Sabtu, 02 November 2013

SENYAWA AROMATIK


             Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6. Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap. Tetapi ketika dilakukan uji bromin benzena tidakmemperlihatkan sifat ketakjenuhan karena benzena tidak melunturkan warna dari air bromin.
Berdasarkan hasil analisis, ikatan rangkap dua karbon-karbon pada benzena tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah. Gejala ini disebut resonansi. Adanya resonansi pada benzena ini menyebabkan ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan rangkapnya tidak dapat diadisi oleh air bromin.

Sifat Fisik:
  • Zat cair tidak berwarna
  •  Memiliki bau yang khas
  •  Mudah menguap
  • Tidak larut dalam pelarut polar seperti air air, tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau nonpolar,  seperti eter dan tetraklorometana
  • Titik Leleh : 5,5 derajat Celsius
  • Titik didih : 80,1derajat Celsius
  •  Densitas : 0,88


Sifat Kimia:
  • Bersifat kasinogenik (racun)
  • Merupakan senyawa nonpolar
  • Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
  • Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.


      REAKSI BENZENA (R. Substitusi)

1. Reaksi Nitrasi
Campuran asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat dengan volume sama dikenal sebagai campuran nitrasi. Jika campuran ini ditambahkan ke dalam benzena, akan terjadi reaksi eksotermal. Jika suhu dikendalikan pada 55°C maka hasil reaksi utama adalah nitrobenzena, suatu cairan berwarna kuning pucat.
2.      Reaksi Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus sulfonat. Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat sebagai pereaksi.
3.      Alkilasi Benzena
Penambahan katalis AlCl3  anhidrat dalam reaksi benzena dan haloalkana atau asam klorida akan terjadi reaksi sangat eksotermis. Jenis reaksi ini dinamakan reaksi Friedel-crafts. Contoh persamaan reaksi:
4.      Reaksi halogenasi
Sebagai elektrofil adalah X+, dihasilkan dari reaksi antara X2 + FeX3.
FeX3 (misalnya FeCl3) adalah suatu asam Lewis yang berfungsi sebagai katalis. Katalis asam Lewis lain yang dapat digunakan adalah AlCl3, AlBr3.
5.      Reaksi Friedel-Crafts
Reaksi Friedel-Crafts meliputi reaksi alkilasi dan reaksi asilasi.
Sebagai elektrofil dalam reaksi alkilasi Friedel-Crafts adalah ion karbonium (R+). Karena melibatkan ion karbonium, maka seringkali terjadi reaksi penyusunan ulang (rearrangement) membentuk karbonium yang lebih stabil. Sebagai elektrofil dalam reaksi asilasi Friedel-Crafts adalah ion asilium.
Pada reaksi asilasi Friedel-Crafts tidak terjadi reaksi penataan ulang. Dalam reaksi alkilasi dan asilasi Friedel-Crafts juga digunakan katalis asam Lewis, misalnya FeCl3, FeBr3, AlCl3, AlBr3.
      Jadi, dapat disimpulkan benzena lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada reaksi adisi.
      
      Permasalahan :
pada sifat kimia senyawa benzena disebutkan bahwa lebih mudah mengalami reaksi subsitusi daripada adisi. mengapa demikian?

Minggu, 20 Oktober 2013

ALKUNA

Sifat Kimia Alkuna

Alkuna sebagai hidrokakbon tak jenuh, memiliki sifat menyerupai alkena tetapi lebih reaktif, hanya berbeda pada kebutuhan jumlah pereaksi untuk penjenuhan ikatan rangkap. Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah ikatan rangkap yang sama. Reaktiftas alkuna disebabkan karena terbongkarnya ikatan rangkap tiga dan membentuk senyawa baru.
Beberapa reaksi yang sering terjadi pada alkuna antara lain : 


Reaksi adisi, alkuna mampu mengalami reaksi adisi seperti halnya pada alkena. Reaksi adisi dapat berlangsung dengan hidrogen, halogen, halogen-asam (HOCl), H2SO4, HCN, air, boron hidrida, dan lainnya. Reaksi adisi ini mengikuti aturan markovnikov. Contoh reaksi adisi alkuna dengan gas halogen, seperti gas bromine (Br2), klorine (Cl2) dan iodine (I2). Ikatan rangkap tiga terlepas dan senyawa halogen masuk pada kedua atom karbon. Reaksi terus berlangsung sehingga seluruh ikatan rangkapnya terlepas, dan membentuk senyawa haloalkana.

Reaksi lainnya yaitu adisi dengan senyawa hidrogen menggunakan katalis Nikel. Reaksi ini disebut reaksi hidrogenasi.



Alkuna dapat mengalami reaksi oksidasi. Contohnya asetilena jika dioksidasi dengan asam kromat akan menghasilkan asam asetat, dan jika dioksidasi dengan KMnO/ alkohol akan membentuk asam oksalat. Asetilena homolog jika dioksidasi dengan KMnO4 akan menghasilkan produk campuran asam organik. Ikatan C – C yang putus ialah iktan rangkap tiga. Alkuna akan mengalami reaksi ozonolisis dengan menghasilkan diketon yang akan segera dioksidasi lebih lanjut membentuk asam.


Senyawa organik pada khususnya alkuna dapat mengalami reaksi pembentukan asetilida. Misalnya dengan mereaksikan asetilena dengan larutan amoniak dari perak nitrat dan tembaga klorida. Reaksi ini membentuk endapan putih dari perak asetilida dan endapan merah dari tembaga asetilida.

Permasalahan :

yang ingin saya tanyakan mengapa alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena ?